Keluaran
4:1-17
“Lalu kata Musa kepada Tuhan, ‘Ah, Tuhan, aku
ini tidak pandai bicara,
dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hambaMupun tidak,
sebab aku berat mulut dan berat lidah.“
dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hambaMupun tidak,
sebab aku berat mulut dan berat lidah.“
Keluaran
4:10
Ketika Tuhan memilih dan mengutus
seseorang. Dia juga yang akan menyertai dan memperlengkapi supaya ia mampu
melakukan kehendakNya tersebut (baca Ibrani 13:21). Untuk itulah Tuhan kembali
meyakinkan Musa dan memberikan pegertian siapa diriNya, yaitu Allah yang tidak
pernah berubah: “Aku adalah Aku.” (Keluaran 3:14), Allah yang tidak
berubah terhadap janji dan rencanaNya. Tidak cukup disitu, Tuhan juga memberikan
petunjuk dan langkah-langkah yang harus dilakukan Musa, “Beginilah kaukatan
kepada orang Israel: Tuhan, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak
dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu:
itulah namaKu untuk selama-lamanya dan itulah sebutanKu
turun-temurun. Pergilah, kumpulkanlah para tua-tua Israel...” (Keluaran
3:15-16).
Tuhan juga mendemonstrasikan kuasaNya
langsung di depan Musa agar ia benar-benar percaya akan penyertaanNya: Musa
diperintahkan melempar tongkatnya ke tanah yang akhirnya menjadi ular; juga
saat Tuhan memerintahkan Musa memasukkan tangannya ke dalam baju, maka tangan
Musa terkena kusta. Apa lagi yang kurang?
3. Musa kurang fasih bicara.
Musa kembali berdalih tidak pandai
biara di depan orang banyak untuk menyatakan ketidaksiapannya terhadap
panggilan Tuhan itu. Bukankah kita juga sering mengelak seperti itu ketika
diminta melayani Tuhan? Mungkin disuruh bersaksi di depan mimbar saja rasanya
kaki sudah gemetaran. Tapi Tuhan berkata, “Siapakah yang membuat lidah manusia,
siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta;
bukankah Aku, yakni Tuhan?” (Keluaran 4:11). Tuhan semakin geram terhadap
Musa saat ia berkata, “Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut
Kauutus.” (Keluaran 4:13), walau pada akhirnya Musa sadar atas panggilan
itu dan taat. Dalam hidup ini kita menghadapi dua pilihan:
taat kepada Tuhan atau tidak taat! Itu
saja. Tidak ada alternatif lain! (RAH)
0 komentar:
Posting Komentar