Yeremia 31:3
Amsal 17:17
“Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nywanya untuk sahabat-sahabatnya.”
(Yohanes 15:13)
Suatu pagi yang sunyi di Korea, ada sebuah rumah yatim piatu di mana banyak anak tinggal akibat orang tua mereka meninggal dalam perang. Tiba-tiba, kesunyian pagi itu dipecahkan oleh bunyi mortir yang jatuh di atas rumah itu. Atapnya hancur oleh ledakan, dan kepingan-kepingan seng mental ke seluruh ruangan sehingga membuat banyak anak yatim piatu terluka. Ada seorang gadis kecil yang kakinya hampir putus. Seseorang dikirim dengan segera ke rumah sakit terdekat untuk meminta pertolongan. Ketika para dokter dan perawat tiba, mereka mulai memeriksa anak-anak yang terluka. Ketika dokter melihat gadis kecil itu, ia mengumpulkan anak-anak yang memiliki golongan darah yang sama, karena gadis itu kehilangan banyak darah. Dokter bertanya: “Apakah ada yang bersedia memberikan darahnya untuk gadis kecil ini? karena jika tidak, ia akan meninggal!” Akhirnya, ada seorang anak laki-laki mengangkat tangannya dan perawat langsung membaringkannya di ranjang untuk mempersiapkan proses transfusi darah. Ketika dokter mulai memasukan jarum, anak itu mulai menangis. “Apakah sakit?” tanya dokter. Tetapi ia malah menangis lebih kencang. Setelah beberapa lama, proses transfusi telah selesai dan dokter bertanya kepada anak itu. “Apakah sakit?” anak itu menjawab, “Tidak, tidak sakit.” “Lalu kenapa kamu menangis?”, tanya dokter itu. “Karena aku takut meninggal” jawab anak itu. Dokter itu tercengang! “Kenapa kamu berpikir bahwa kamu akan meninggal?” Dengan air mata di pipinya, anak itu menjawab, “Karena aku kira untuk menyelamatkan gadis itu aku harus menyerahkan seluruh darahku!” “Tetapi jika kamu berpikir bahwa kamu akan meninggal, kenapa kamu bersedia untuk memberikan darahmu?” Tanya Dokter. Sambil menangis ia berkata, “Karena ia adalah temanku, dan aku sangat mengasihinya!.”
Saudaraku, Allah sangat mengasihi kita semua dengan kasih yang kekal dan yang sempurna. Karena kita adalah sahabat-sahabat-Nya. Tetapi apakah kita mengasihi Allah dengan sungguh-sungguh? Allah telah memberikan anak-Nya, disiksa dan mati di kayu salib untuk menolong dan menyelamatkan kita dari kuasa dosa. Sudahkah kita bersyukur kapada-Nya atas kasih yang telah diberikan-Nya kepada kita? (Fren)
0 komentar:
Posting Komentar