Efesus 6:11
“Akhirnya, hendaklah
kamu kuat
di
dalam Tuhan, di
dalam kekuatan
kuasa-Nya”
Sekarang ini, banyak orang
yang mengembangkan kekuatan jasmaninya dengan berolahraga, dll. Namun, ingatlah
bahwa kekuatan jasmaniah itu hanya bersifat sementara.
Orang yang kuat dalam Tuhan
adalah:
Pertama; Bisa mengatasi
kegagalan; Orang yang kuat adalah orang yang mampu mengatasi kegagalan, selama
kita hidup tentu kita banyak mengalami tantangan dan kalau kita tidak
berhati-hati maka kita bisa jatuh dan mengalami kegagalan. Namun apakah yang
kita lakukan bilamana mengalami kegagalan? Apakah kita akan semakin terperosok?
Ataukah kita akan segera bangkit dari kegagalan itu?.
Ada sebuah ungkapan yanbg berkata, Juara sejati bukanlah orang yang tak pernah gagal, melainkan orang yang tak pernah berhenti. Thomas Alva Edison adalah orang yang sudah ribuan kali mengalami kegagalan ketika ingin menemukan bola lampu pijar. Namun setelah ribuan kali gagal, ia berhasil menemukannya, karena kegigihan dan keuletannya, ia mampu mengatasi masalah kegagalan.
Ada sebuah ungkapan yanbg berkata, Juara sejati bukanlah orang yang tak pernah gagal, melainkan orang yang tak pernah berhenti. Thomas Alva Edison adalah orang yang sudah ribuan kali mengalami kegagalan ketika ingin menemukan bola lampu pijar. Namun setelah ribuan kali gagal, ia berhasil menemukannya, karena kegigihan dan keuletannya, ia mampu mengatasi masalah kegagalan.
Kedua; Bisa mengatasi
keberhasilan; Orang yang kuat adalah orang yang mampu mengatasi keberhasilan.
Banyak orang yang mampu mengatasi kesulitan, namun tidak mampu memperlakukan
berkat-berkat yang Tuhan berikan padanya. Artinya, ada banyak orang kalau pada
saat kesusahan, ia mencari Tuhan, tetapi pada saat senang, ia menjadi sombong.
Ketiga; Bisa mengatasi
kepahitan; Orang yang mudah tersinggung atau terluka perasaan, bukanlah orang
yang kuat di dalam Tuhan, apalagi kalau Anda mau melayani Tuhan. Kita harus
bisa menerima kritikan, saran atau pendapat-pendapat negatif dari orang lain,
yang mungkin merasa tidak suka atau iri hati terhadap keberadaan kita.
0 komentar:
Posting Komentar