Kisah 4:34-5:5
“Ananias,
mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan
sebagian dari hasil penjualan tanah itu?
(Kisah 5:3)
Saya mebaca suatu cerita menarik dalam sebuah
artikel. Diceritakan bahwa ada sebuah gereja yang sangat memerlukan dana untuk membeli sepuluh unit
pendingin udara (AC). Ketika kebutuhan itu disampaikan kepada jemaat untuk di
doakan, seorang yang kaya tergerak mempersembahkan dua unit. Tiga tahun
kemudian, muncul ketegangan antara si orang kaya dengan pendeta. Ia tersinggung
karena usulnya untuk mengubah gaya ibadah tidak diterima. Akhirnya, ia
memutuskan angkat kaki dari gereja itu. Namun sebelumnya ia meminta agar dua
unit pendingin udara yang pernah ia berikan, dicopot!
Cerita dalam Artikel ini menggambarkan sikap
seseorang yang memberi tapi tidak disertai ketulusan. Biasanya orang seperti
ini mau memberi untuk mencari popularitas. Supaya bisa dilihat orang lain bahwa
dialah yang memberikan benda tersebut. Orang seperti ini tidak memahami prinsip
memberi dalam Firman Tuhan. Memberi persembahan bagi Tuhan berbeda dengan
menyumbang ke yayasan sosial. Ini menyangkut komitmen dengan Tuhan.
Kisah Ananias dan Safira ini juga bisa
menjadi contoh atau pelajaran bagi kita. Mereka tidak dipaksa mempersembahkan
seluruh hasil penjualan tanahnya untuk gereja. Mereka berhak memberi berapa
pun. Tergantung kerelaan hati. Masalahnya, mereka berdusta. Sesudah berkomitmen
mempersembahkan seluruh hasil penjualan tanah, mereka menahannya sebagian. Masalah lain, mereka tidak tulus memberi
persembahan. Mencoba menampilkan kesan bahwa mereka lebih murah hati dari yang
sebenarnya. Karena hal inilah mereka berdosa, selain mendustai Allah sekaligus
jemaat-Nya, mereka juga telah bengkok hati dalam memberi persembahan.
Saudaraku,
ketika kita memberi persembahan, berilah dengan hati tulus. Jangan mengharapkan
imbalan apa pun. Kalaupun kita memberi banyak, jangan merasa menjadi
"donatur besar gereja" yang harus diperlakukan khusus. Persembahan
bisa menjadi berkat bila muncul dari hati yang tulus. Sebaliknya, bisa menjadi
kutuk bila tidak disertai ketulusan hati.
0 komentar:
Posting Komentar