Filipi
4:10-13
…
sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.
(Filipi 4:11)
Di suatu desa kecil hidup satu
keluarga yang sangat miskin, tetapi keluarga ini sangat mengasihi dan setia
kepada Tuhan. Mereka tidak pernah mengelu atau pun bersungut-sungut, karena
selalu diajarkan oleh pendeta mereka bahwa sebagai orang yang percaya kepada
Tuhan, kita harus selalu bersyukur dalam segala hal. Pada suatu malam ketika
mau tidur, mereka mendengar suara anak ayam yang berteriak-teriak di depan
pintu rumah mereka. Akhirnya mereka pun keluar mengambil dan memelihara anak
ayam ini hingga besar. Tibalah saatnya bagi anak ayam ini untuk bertelur. Suatu
keajaiban terjadi di tengah keluarga ini, ternyata anak ayam ini menghasilkan
telur emas. Keluarga Ini merasa sangat senang dan bersyukur kepada Tuhan,
karena mereka yakin bahwa itu adalah berkat dari Tuhan buat mereka. Akhirnya
melalui anak ayam itu, keluarga ini menjadi sangat kaya. Tetapi memang pada
dasarnya manusia tidak pernah puas dengan apa yang dimiliki. Keluarga ini pun
sepakat untuk memotong ayam ini, mereka berpikir bahwa di dalam perut ayam ini
pasti ada sekian banyak emas karena setiap hari ayam ini selalu bertelur emas.
Apa yang terjadi? Setelah mereka memotong ayam ini, mereka tidak menemukan
apa-apa (emas) dalam perutnya. Akhirnya keluarga ini kembali menjadi miskin
karena tidak ada penghasilan lagi. Tidak puas dengan berkat yang ada.
Paulus mau mengajarkan kepada kita
agar supaya kita selalu mensyukuri apa yang kita miliki saat ini. “Belajar
mencukupkan diri” Ini bukan berarti kita tidak perlu bekerja lagi, tetapi
apapun keadaan kita saat ini, belajarlah unutuk selalu bersyukur. Paulus pernah
merasakan yang namanya kelimpahan dan juga kekurangan, tetapi dia belajar untuk
selalu mencukupkan diri dalam segala hal. Karena memang pada dasarnya manusia
tidak akan pernah puas dengan apa yang ia miliki sekali pun itu sesuatu yang
besar.
Segala sesuatu yang kita miliki saat
ini adalah berkat Tuhan, dan Tuhan mau kita selalu menghargai dengan mensyukuri
apa yang Ia telah berikan kepada kita agar supaya hidup kita ada ketenangan. Belajar mencukupkan diri dalam segala
keadaan akan membuat hidup menjadi bahagia, sementara hidup yang selalu tidak
puas akan membuat hidup menjadi merana. Bersyukurlah dalam segala hal (1 Tes.
5:18). (Fren)
0 komentar:
Posting Komentar