Amsal 14:30
Yakobus 3: 16
“Sesungguhnya, orang bodoh dibunuh oleh sakit hati,
dan orang bebal dimatikan oleh iri hati”
(Ayub 5:2)
Saya membaca suatu kesaksian dalam sebuah artikel, yang menceritakan tentang keberanian dari seorang anak muda yang berani menceritakan tentang keberadaan hidupnya dimasa lau. Kesaksiannya seperti ini, “Dulu iri hati adalah milik saya karena saya mau ditumpanginya. Saya memilih beberapa orang dan menaruh rasa iri kepada mereka. Tahun lalu saya memilih Decky sebagai sasaran rasa iri saya. Rasa iri itu dimulai ketika Decky berhasil menghantar timnya menjadi juara, sedangkan saya tidak. Sungguh sepanjang tahun saya iri kepadanya. Setiap kali saya dan dia duduk berdampingan, maka rasa iri itu semakin dalam sampai akhirnya saya memutuskan untuk membenci Decky sepenuh hati. Setiap kali Decky berbicara kepada saya, maka saya akan meresponi dengan anggukan saja dan decky mengira bahwa saya memperhatian apa yang dibicarakannya. Hati saya selalu panas kalau berbicara dengannya dan herannya Decky selalu baik pada saya. Suatu hari Decky membantu saya keluar dari kesulitan, ia membela saya di depan Kepala Sekolah, sehingga saya bebas dari hukuman. Saya yakin selama ini Decky tidak menyadari bahwa saya membencinya. Sekarang saya menyadari bahwa rasa iri hanyalah memberatkan dan melukai hati saya sendiri. Karena itu, dengan doa dan kemauan yang kuat saya memutuskan untuk membuang rasa iri hati itu. Sekarang saya dan Decky menjadi teman baik. Ternyata ketika rasa iri hati telah tercabut dari hati, maka saya merasakan kelegaan yang luar biasa”.
Kekasih Tuhan, tidak ada keuntungan yang diperoleh dari rasa iri hati. Rasa iri akan menimbulkan kebencian, kemudian kebencian akan membunuh kasih Tuhan yang seharusnya ada dalamkehidupan anak-anak Tuhan. Ketika kita mengizinkan rasa iri menguasai kita, maka kita sendiri yang akan rugi. Jika saat ini, rasa iri itu masih menguasai kita, mintalah kepada Tuhan untuk memperbaharui hati kita. Buanglah rasa iri dari hidup kita dan kenakkanlah kasih sebagai pengikat dalam pergaulan kita sehari-hari kepada sesama manusia.
0 komentar:
Posting Komentar