(Roma 8:28)
“… Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah ”
Saya teringat dua bulan yang lalu (kamis 24 Mei), Balikpapan diguyur hujan semalaman dan mengakibatkan beberapa lokasi kebanjiran. Dari sebagian orang yang mengalami kebanjiran adalah anak-anak Tuhan bahkan rekan saya dalam satu persekutuan. Memang tidak dapat disangkal bahwa peritiwa itu sangat memedihkan hati. Jalan-jalan tertutup air. Orang-orang berlarian mencari tempat yang lebih tinggi untuk menghindari genangan air, belum lagi rumah-rumah yang tergenang air karena ketinggian air mencapai lebih dari 2 meter.
Ketika mengingat peristiwa tersebut, timbul pertanyaan dalam hati, apa makna semuanya itu bagi kita?
Pertama, peristiwa tersebut memberi makna sekaligus menyadarkan kepada kita bahwa betapa kecilnya manusia dibandingkan dengan kekuatan alam, apalagi mau dibandingkan dengan keperkasaan Allah yang menciptakan langit dan bumi. Manusia seringkali menyombongkan diri karena memiliki kekuasaan, kedudukan, kejayaan, serta memiliki segala-galanya, ternyata tak berdaya apa-apa menghadapi arus banjir yang begitu kuat.
Kedua, segala harta benda yang kita sayangi, yang kita banggakan yang kita tumpuk setiap hari yang mungkin kepadanya kita bergantung ternyata sifatnya sangat sementara dan tidak akan menolong. Dalam hitungan menit semuanya bisa rusak bahkan ludes (Amsal 27:24). Jika hati kita melekat kepada harta, kita akan mengalami penderitaan ganda, karena hati kitapun akan ikut hancur bersamanya.
Kekasih Tuhan, semua peristiwa yang kita lihat ataupun yang kita alami, sebenarnya mau mengajak kita untuk merenungkan kembali bahwa kita tidak ada apa-apanya supaya kita tidak menjadi sombong dan merasa paling kuat dan hebat di dunia sehingga tidak memerlukan Tuhan. Pemazmur berkata, Tuhan ingat bahwa kita ini debu (Mazmur 103: 14), tetapi apakah kita ingat bahwa kita ini debu?
Selagi masih diberi kesempatan oleh Tuhan, carilah Tuhan, hiduplah senantiasa dalam kekudusan, berlakulah benar dimataNYA, sehingga apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, kita tetap setia dan tidak akan bersungut-sungut serta menyalahkan Tuhan.
0 komentar:
Posting Komentar