I Tesalonika 5:16,18
“Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah ”
(Filipi 4:4)
Tetap bersukacita? Emangnya mudah? Tentu tidak. Bersukacita pada saat yang berbahagia tentu sangat mudah untuk dilakukan. Namun jika diminta bersukacita dalam keadaan yang tidak baik sangatlah sukar untuk dilakukan. Salah satu penyebab orang tidak bisa bersukacita adalah apabila orang tersebut lebih berfokus pada apa yang tidak dia miliki.
Seorang anak kecil menangis keras. “Mengapa kamu menangis?” tanya ibunya. “Uang seribu rupiah yang di kasih Ayah kemarin, hilang,” jawab anak itu. “Ya, sudah, ibu ganti. Jangan menangis lagi, ya,” kata sang ibu sambil menyodorkan uang seribu. Anak itu menerima dengan gembira, tetapi sejenak kemudian ia menangis lagi lebih keras. “Loh, mengapa kamu malah menangis lagi?” tanya ibunya pula. “Kalau uang dari Ayah kemarin tidak hilang, saya punya dua ribuh rupiah, bu.”
Sikap anak dalam cerita diatas sebenarnya mencerminkan sikap kita dalam keseharian. Kita lebih cenderung berfokus pada apa yang hilang atau apa yang tidak kita miliki dan mengabaikan apa yang ada. Kita begitu sedih karena sesuatu yang “hilang dari kita” dan membuat kita tidak bisa bersyukur dengan apa yang masih ada pada kita. Perhatian kita hanya tertuju pada sesuatu yang tidak ada.
Memang itulah ciri manusia, susah sekali untuk mengucap syukur. Tetapi, sebagai anak Tuhan semestinya kita harus selalu dapat bersyukur dalam setiap keadaan. Karena mengucap syukur dan bersukacita senantiasa merupakan ciri khas kita orang Kristen.
Bagaimana dengan kita? Masihkah kita bersukacita dalam keadaan kita saat ini? Ketahuilah, sukacita bukanlah perasaan senang yang sementara, yang bisa hilang sewaktu-waktu. Seperti seorang anak kecil yang begitu senang ketika diberi mainan, namun hanya sesaat saja. Tidak! Sukacita harus lebih dari itu. Sukacita harus didasarkan dalam Yesus, dimana dalam sukacita itu ada keyakinan, ada kepastian, dan ada kepercayaan akan jaminan keselamatan dan pemeliharaan Tuhan. Mungkin kita dalam pergumulan yang berat saat ini. Namun jangan biarkan pergumulan-pergumulan itu merampas sukacita kita. Bangunlah keyakinan yang kokoh bahwa ada Tuhan yang menjamin hidup kita, sehingga di dalamNYA kita dapat tetap bersukacita.
0 komentar:
Posting Komentar