Efesus
4:17-32
“Karena
itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain,
karena kita
adalah sesama anggota”
(Efesus
4:25)
Sebagai pengikut Kristus, kita wajib berkata
benar. Memang, kadang risiko dari berbicara benar itu amat menyakitkan. Tetapi,
kalau kita biasa berkata jujur dan benar, maka lidah kita akan menyemburkan
berkat ilahi kepada mereka yang mendengarnya. Jika seseorang sudah
berani berbuat bohong sekali saja, maka seterusnya ia akan selalu mengulangi
perbuatannya itu. Karena itu, biasakanlah untuk selalu berkata benar, agar kita
tidak terperosok ke dalam lembah kebohongan. Sehingga kita akan di juluki
sebagai raja pembohong. Seperti cerita berikut ini.
Mulio menggunakan
hidupnya untuk menipu dan berbohong. Sampai-sampai orang sekampung
menjulukinya sebagai Raja Pembohong. Suatu hari Mulio sakit dan merasa ajalnya
sudah dekat. Ia meminta kerabat dan teman-temannya untuk datang mendekat, ia
hendak menyampaikan wasiat.
Dengan nafas yang
tersengal-sengal Mulio berkata, "Maafkan aku, kalau aku selama ini suka
berbohong dan menipu. Tetapi sekarang ajalku sudah mendekat, dan tidak mungkin
lagi aku berbohong. Aku menyimpan harta karun di dalam peti dan aku kubur di
bawah pohon mangga di depan rumah. Uhuk..uhuk……" lalu Mulio mati.
Semua orang segera
menuju tempat yang disebutkan oleh Mulio dalam pesan terakhirnya. Mereka
menggali dan benar, mereka menemukan sebuah peti. Tak sabar semua orang ingin
melihat harta karun seperti apa yang disimpan oleh Mulio. Ketika peti dibuka,
ternyata hanya ada selembar kertas yang bertuliskan: "INI ADALAH
KEBOHONGANKU YANG TERAKHIR KALI."
Saudaraku, Tanpa
kelahiran baru, pada dasarnya tidak ada perubahan. Perubahan yang sejati
berangkat dari dalam hati yang diubahkan. Oleh karena itu, cobalah kita belajar untuk mengucapkan kebenaran. Memang
dalam situasi tertentu, kadang kita terbentur pada dilema antara mengucapkan
kebenaran atau kebohongan. Tetapi, kalau kita jujur dan mau memeriksa hati kita,
maka kita akan menyadari bahwa berkata bohong bukanlah karakter dari anak –anak
Allah, malahan ini adalah karakter anak iblis, sebab Alkitab berkata bahwa
iblis adalah pendusta dan ia adalah bapa segala dusta (Yohane. 8:44).
0 komentar:
Posting Komentar