1 Korintus 13:12;
2
Korintus 3:18
“Karena sekarang kita melihat dalam cermin
suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan
muka…”
( 1 Kor. 13:12a )
Ada
suatu cerita yang menarik dari Yordania mengenai cermin istimewa yang dimiliki
oleh seorang raja.
Raja
Abdulah dari Yordania mempunyai dua cermin yang menurutnya sangat istimewa. Dua
cermin tersebut dipasang dalam kamar-kamar yang dipakainya untuk menghibur para
tamunya. Keistimewahan cermin-cermin itu adalah cermin yang satu dapat membuat
tamunya kelihatan kurus, cermin tersebut dipasang di ruangan sebelum mereka
makan bersama. Sedangkan cermin yang satunya lagi yang dapat membuat tamunya kelihatan
gemuk dipasangnya di ruangan hias setelah para tamunya itu berpindah
dari ruang makan.
Pemandangan
seperti ini mungkin dapat membuat tamu-tamunya merasa terhibur karena badannya
yang kurus itu kelihatan gemuk atau sebaliknya menjadi sangat sedih karena
badannya yang kurus itu menjadi kelihatan sangat ceking.
Kalau
kita perhatikan cerita diatas, sebenarnya masalahnya bukanlah pada orang yang
kurus ataupun gemuk, tetapi masalahnya adalah terletak pada kaca cermin penilai
itu. Mengapa? Karena cermin itu adalah cermin yang tidak memberikan penilaian
yang sebenarnya.
Saudaraku,
mengapa begitu banyak orang yang kecewa dengan keberadaannya? Karena mereka
lebih banyak bercermin kepada cermin yang memberikan penilaian yang tidak
benar. Mereka bercermin pada orang lain atau pada penilaian orang lain.
Kalau
hidup kita bercermin pada penilaian orang terhadap kita, maka kita akan menjadi
orang yang kebingungan, sebab penilaian mereka sangat subyektif dan relatif.
Karena bisa saja penilaian orang yang satu bertentangan dengan penilaian orang
yang lainnya. Mereka memberikan gambaran tentang keadaan kita yang relatif atau
mungkin yang tidak sebenarnya itu, tetapi kalau kita bercermin kepada Tuhan
kita yang sempurna itu, maka kita akan melihat keadaan kita yang
sebenar-benarnya.
0 komentar:
Posting Komentar