KEHILANGAN NYAWA

“Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya”

(Matius 10:39)

 Dalam teks asli kata ‘nyawa’ ditulis yuch, (Psuche)yang berarti ‘jiwa’. Kehilangan nyawa berarti kehilangan jiwa. Kita mungkin masih hidup tapi sudah kehilangan jiwa. Kehilangan jiwa karena Tuhan itu berarti kerelaan untuk melepaskan semua kesenangan dunia dan bersedia untuk menyukakan hati Tuhan. Memahami hal ini maka kita harus terus mengisi jiwa kita dengan segala sesuatu yang dari Allah. Kita harus terus menggarap jiwa kita dengan selalu menaburkan kebenaran-Nya. Sebab jika jiwa kita terus ditaburi dengan kebenaran maka kita akan terus memiliki gairah untuk melayani Tuhan  dan selalu mengutamakan yang menyenangkan Tuhan. Kebenaran Firman Tuhan-lah yang membuat kita memiliki kepekaan untuk mengerti keinginan-Nya.

Jadi kalau kita sadari bahwa kita belum mengerti kehendak/keinginan Tuhan, kita harus terus berusaha untuk mengerti. Dan caranya adalah kita harus terus mengisi jiwa kita dengan Firman Tuhan. Dan untuk ini kita harus membayar berapapun harganya untuk mendengar dan mengerti Firman Tuhan. Kita harus berjuang untuk ini. Sebab setelah kita mengerti kebenaran Firman Tuhan dengan jelas maka tanda yang jelas adalah kita bersedia dan rela kehilangan semua kesenangan dunia dan dengan sukacita terus berjuang untuk hidup bagi kesenangan Tuhan.

Jika kita mau jujur, banyak dari kita pasti akan lebih memilih kesenangan dunia. Bukankah untuk kesenangan dunia/pribadi kita sering tidak beribadah, tidak baca Firman Tuhan dan atau tidak berdoa. Iman yang sederhana adalah mengutamakan kesenangan Tuhan sekalipun nyawa taruhannya. Hidup bagi kesenangan Tuhan harus menjadi kesukaan bagi kita. Ini adalah anugerah yang harganya tidak bisa dibayar dengan apapun. Orang yang rela kehilangan jiwa untuk Tuhan maka tujuan hidup utamanya adalah menyenangkan Tuhan. Smile…! (SE)