Lukas 6:12-13
Yohanes 15:16
“Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak
kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib…”
( Mazmur 71:17 )
Dalam
masyarakat Yahudi, adalah suatu kebiasaan bagi murid untuk memilih seorang
rabbi atau guru pilihannya dan selalu menghubungkan gurunya pada dirinya
disetiap arahan atau petunjuk. Demikian juga Paulus, “…dididik dengan teliti di
bawah pimpinan Gamaliel…” (Kis 22:3). Tetapi
dalam hal ini, Yesuslah yang mengambil inisiatif untuk memilih, bukanlah para
murid-Nya, “Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu
memilih dua belas orang,…” (Luk 6:13).
Dia
memanggil dan mengkhususkan mereka serta mengikat mereka dengan diri-Nya
setelah melalui ujian dari waktu dengan katan kasih-sayang. Demikianlah Dia
memilih mereka untuk menanamkan dan menyalurkan kehidupan-Nya kepada sekelompok
kecil orang.
Mereka
bukanlah ahli-ahli teologi dan pemimpin politik. Mereka hanyalah orang-orang
biasa yang menjadi luarbiasa di bawah tangan “Sang Pembentuk Ahli” yang
membentuk mereka. Itulah yang membuat pemilihan-Nya terhadap mereka melebihi
dari hanya sebuah keajaiban saja.
Ketidaksempurnaan
mereka begitu nyata menyakitkan, tetapi itu tidak menghalangi mereka dari
persekutuan dan persahabatan dengan Yesus. Jika Allah memilih orang-orang yang
sempurna sebelum menerima masuk dalam lingkaran persekutuan-Nya, siapakah yang
dapat?
Kebiasaan
dari sifat yang buruk tidak mauk dalam hitungan, atau Petrus dengan pembawaan
alami yang mudah berubah-ubah pastilah tidak masuk dalam hitungan. Tidak juga
Yakobus dan Yohanes dengan ambisi pribadi mereka dan tanpa tenggang rasa yang
tidak mempunyai perasaan. Ketidakpercayaan Thomas pastilah akan menempatkan dia
keluar dari lingkaran persekutuan dengan Yesus. Tetapi Yesus menyambut mereka
semua masuk dalam lingkaran persekutuan dengan Dia dalam kasih dan keakraban-Nya.
Bersyukurlah
karena Allah telah memilih dan mengambil kita semua menjadi milik
kepunyaan-Nya. (sog)
0 komentar:
Posting Komentar