I Korintus 5:1-13
“….supaya kamu jangan bergaul dengan orang,
yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah
berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu...”
(I Korintus 5:11)
Firman Tuhan hari ini menjelaskan tentang
jemaat Korintus yang sangat memprihatinkan. Karena ada jemaat yang melakukan
hal-hal memalukan. Yakni tidur dengan ibu tiri sendiri. Selain itu, jemaat
Korintus salah dalam membanggakan sesuatu, karena mereka merasa bangga dengan
menganggap bahwa sikap mereka untuk menerima orang-orang yang melakukan
percabulan dalam komunitas jemaat adalah suatu kemajuan. Paulus sangat terpukul
oleh kebobrokan tersebut, namun jemaat Korintus sendiri malah berbangga.
Saat ini, ada kecenderungan seperti jemaat
Korintus. Ada orang, bahkan mungkin hamba Tuhan yang tidak berani menegur
anggota jemaat yang melakukan perbuatan dosa, dengan berbagai alasan, misalnya
takut dimusuhi, takut jemaat meninggalkan gerejanya, dll. Akibatnya perbuatan dosa menjadi hal yang
biasa-biasa saja! Warga jemaat menjadi tidak takut lagi berbuat dosa.
Saudaraku, bila dosa dibiarkan, dosa akan
seperti ragi yang berpengaruh cepat ke seluruh jemaat. Jemaat akan terbiasa
dengan dosa sehingga akhirnya tidak takut lagi berbuat dosa. Mereka akan
menganggap bahwa dosa adalah sesuatu yang biasa dan bisa dilakukan oleh semua
manusia. Ingat, peribahasa “nila setitik akan merusak susu sebelanga”. Karena
itu dosa harus dibenci, dan orang yang melakukan perbuatan dosa harus
didisiplin untuk menjaga kekudusan warga jemaat secara pribadi dan seluruh
jemaat. Tidak mudah memang menjalankan disiplin, terlebih masa kini, karena
kita bisa saja dibenci dan dimusuhi, tetapi tindakan disiplin itu harus
dilakukan karena penting. Dengan menjatuhkan disiplin kepada orang yang
melakukan perbuatan dosa, menunjukkan sekaligus membuktikan bahwa kita sangat
mengasihinya. Kita tidak boleh tolerir bahkan kompromi terhadap dosa. Kita
harus berani berkata tidak terhadap dosa apapun konsekwensinya. Karena dosa
harus ditelanjangi.
0 komentar:
Posting Komentar