"Berbahagialah orang yang lapar dan haus
akan kebenaran,
karena mereka akan dipuaskan."
(Matius 5:6)
Orang yang hidup dalam keluarga Kristen
ataupun terlahir sebagai orang Kristen bukanlah jaminan bahwa orang tersebut
akan mengalami pertumbuhan iman atau menjadi dewasa rohani. Untuk menuju kepada
kedewasaan rohani memerlukan proses. Orang mungkin bisa berkata bahwa dia telah
dewasa secara rohani kepada orang lain karena menganggap bahwa ia adalah orang
yang selalu setia kegereja.
Saudaraku, kita tidak dapat membohongi Tuhan
karena Dia tahu benar motivasi hati kita: apakah ketika kita beribadah kita
benar-benar punya kerinduan bertemu Tuhan dengan penuh rasa haus dan lapar,
atau kita datang beribadah sekedar menjalankan kewajiban dan rutinitas belaka?
Yesus berkata, "Berbahagialah orang
yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan
dipuaskan." (Matius 5:6). Kelaparan dan kehausan pada saat itu
adalah sebuah konteks di jaman Yesus, di mana masyarakat pada saat itu
ketakutan untuk kekurangan makanan dan minuman. Oleh karena itu,
perkataan ini adalah sebuah tantangan dari Yesus seberapa besarkah kesungguhan
kita untuk mencari kebenaran dan hidup dalam kebenaran tersebut?
Mengapa kita harus lapar dan haus akan
kebenaran, karena perasaan haus dan lapar itulah yang akan mendorong kita untuk mendapatkan lebih
banyak lagi dari Tuhan. Dengan kata lain, orang yang lapar dan haus akan
kebenaran adalah orang yang selalu memiliki kerinduan yang begitu dalam kepada
Tuhan.
Orang yang haus dan lapar akan kebenaran
berarti mewujudnyatakan kebenaran itu dalam kehidupannya bukan
setengah-setengah saja. Misalkan hanya hidup benar kalau di gereja saja,
sedangkan di luar gereja hidup tidak benar tidak apa-apa. Tentu saja
bukan seperti itu, Yesus menginginkan pengikutnya melakukan kebenaran bukan
hanya sebagian tetapi keseluruhan hidup untuk benar di hadapan Allah.
Sampai kapan kita harus meras haus dan lapar
akan Tuhan? Sampai rasa haus dan lapar itu terpenuhi dan terpuaskan olehNya.
0 komentar:
Posting Komentar