“Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus:
Enyalah iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan
memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia”
(Matius 16:23)
Dari semua ciptaan Allah,
manusia adalah makhluk yang diciptakan termulia dari semua ciptaan yang lain.
Mulia karena manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Salah satu
gambar dan rupa Allah dalam manusia adalah pikiran. Manusia diciptakan dengan
pikiran sedangkan ciptaan yang lain tidak memiliki pikiran. Pikiranlah yang
membuat manusia berbeda dengan semua ciptaan yang lain. Dengan pikiran manusia
akhirnya menjadi pintar, cerdas dan dapat mengetahui yang baik dan yang jahat.
Pikiran memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.
Tentunya bukan tanpa tujuan
Tuhan menciptakan manusia dengan pikiran. Tujuan yang paling jelas adalah
supaya kita dapat mengerti semua tentang Tuhan. Namun dalam perkembangannya
manusia dengan pikiran yang diciptakan Tuhan bukannya belajar mengerti tentang
Tuhan, malah menolak Tuhan itu sendiri bahkan dengan pikiran itu juga memilih
menentang Tuhan dengan mengikuti semua tawaran si jahat. Tuhan menciptakan
manusia dengan pikiran supaya manusia dapat mengerti semua tentang-Nya dan
supaya dengan pengertian itu dapat hidup dengan cara berpikir-Nya. Jika kita
dimungkinkan mengerti tentang Tuhan, maka kita juga dimungkinkan untuk berpikir
seperti Allah berpikir. Hal ini harus dipahami dan dimengerti dengan benar,
sebab sangat jelas dalam Firman Tuhan bahwa sasaran utama Iblis ketika
menyerang manusia adalah pikiran. Iblis hanya berusaha mempengaruhi pikiran
manusia dengan menanamkan hal-hal yang salah tentang Tuhan. Ia mengintimidasi.
Ia ahli membelokkan pikiran manusia. Ia menggoda dengan pikiran-pikiran yang
wow. Dan ia telah terbukti berhasil dengan serangannya itu. Itulah sebabnya
kita yang percaya sungguh-sungguh kepada Tuhan harus mengerti apa yang
dipikirkan Allah supaya kita dapat berpikir seperti Allah berpikir. Dan sebagai
langkah awal kita harus senang merenungkan Firman Tuhan dan menjadikannya
sebagai gaya hidup kita. (SE)
0 komentar:
Posting Komentar