Mazmur 41:1-4
“Berbahagialah orang yang memperhatikan orang
lemah!
Tuhan akan meluputkan dia pada waktu celaka”
( Mazmur 41:2)
Kita semua tahu bahwa akhir-akhir ini banyak
orang yang mengalami krisis (kekurangan). Tidak terkecuali orang kristen.
Karena kita bisa melihat banyak diantara saudara-saudara kita seiman hidup
dalam “kekurangan”. Sebenarnya ini adalah tantangan bagi kita, apakah kita
hanya menggunakan berkat yang kita terima dari Tuhan untuk diri kita sendiri,
atau kita akan membantu saudara-saudara kita yang dalam kekurangan itu.
Firman Tuhan yang kita baca kali ini adalah
"Ucapan Bahagia" dari Perjanjian Lama yang kurang dikenal.
Kata dalam bahasa Ibrani yang
diterjemahkan menjadi “memperhatikan” sesungguhnya berarti
"memikirkan orang lain". Sedangkan yang diterjemahkan menjadi
"lemah" sesungguhnya berarti "mereka yang membutuhkan".
Ada banyak orang yang membutuhkan di sekitar
kita. Mereka membutuhkan kasih, pengharapan, dan pengetahuan akan Allah. Meski
tidak dapat menyelesaikan semua permasalahan mereka, kita dapat menunjukkan
kepedulian kita.
Mungkin ada diantara kita yang berkata, saya
belum menjadi jutawan. Jadi belum bisa membantu orang lain. Kalau kita menunggu
menjadi jutawan baru membantu, apa bedanya kita dengan orang duniawi?
Kita mungkin tak punya banyak uang, tetapi
kita dapat memberi diri kita. Kita bisa menunjukkan bahwa kita memikirkan
orang-orang yang membutuhkan. Kita dapat mendengarkan mereka bercerita. Kita
dapat memperlakukan mereka dengan sopan santun dan hormat. Kita dapat berdoa.
Kita dapat menulis surat-surat yang membangkitkan semangat. Kita dapat
bercerita tentang Yesus. Dan terakhir, kita dapat mengasihi mereka.
Bayangkanlah mereka yang hidup bagi diri
mereka sendiri, selalu berusaha memperoleh keuntungan, dan mencari kesenangan
pribadi. Bandingkanlah dengan mereka yang mau memberi diri bagi orang lain.
Manakah di antara mereka yang memiliki ketenangan, kekuatan, dan sukacita di
dalam diri mereka?
Temukanlah
berkat Allah dengan memperhatikan orang yang lemah.
0 komentar:
Posting Komentar