Kejadian 22:1-19
"Dan Abraham menamai tempat itu: “Tuhan
menyediakan”; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: “Diatas gunung Tuhan
akan sediakan.,"
(Kejadian 22:14)
Berkorban
merupakan hal yang paling sulit dilakukan, terkadang berkorban bukan hanya
harta, tapi perasaan. Harta bisa dicari tapi perasaan mudah luka dan terkadang
membekas sampai selamanya. Seringkali, hal yang harus kita korbankan itu adalah
hal yang paling penting dalam hidup kita. Mengapa? karena kalau kita berkorban
hal yang tidak penting, bisa dikatakan itu bukan berkorban namanya, itu hal
biasa saja.
Ada
sebuah kisah nyata mengenai seorang wanita yang sedang hamil. Ia adalah salah
seorang aktifis yg menentang adanya aborsi. Ternyata ia sendiri dihadapkan pada
keadaan yg mengharuskan dirinya mengaborsi kandungannya, sebab bayinya didiagonsa
memiliki ketahanan tubuh yang rapuh, jika anak itu dilahirkan, umurnya hanya 2
hari saja. Dan bukan hanya itu saja, ada resiko yang akan mengakibatkan
kematian si ibu. Dokter menyarankan ia untuk mengugurkan kandungannya. Ia
merasa terjepit diantara keadaan bahwa ia adalah seorang penentang aborsi
sementara nyawanya terancam kalau ia tidak mengaborsi. Namun ia berdoa dan ia
mengambil suatu keputusan bahwa ia akan melahirkan anaknya. Ia berkata bahwa
anak itu layak untuk hidup walaupun hidupnya hanya sebentar. Suaminya pasrah
dan menerimanya. Akhirnya ketika bayi itu lahir, ibunya meninggal. Pengorbanan
si ibu ternyata tidak sia-sia, anak itu ternyata bertahan hidup selama 2 minggu
dan ketika anak bayi itu meninggal, ia mendonorkan ginjal dan jantungnya untuk
2 nyawa bayi lain yang terancam meninggal. Ibu itu mengorbankan dirinya, agar
bayi tersebut bisa menghidupkan nyawa bayi-bayi lain. Ternyata dalam suatu
pengorbanan yang harus kita pilih, Tuhan memiliki rencanaNya sendiri, hanya
tinggal maukah kita menjalaninya, maukah kita mengorbankan harta kita, perasaan
kita, bahkan nyawa kita sekalipun? Untuk sesuatu yang lebih besar.
ketika
kita dihadapkan kepada pengorbanan, berdoalah kepada Tuhan, apakah yang menjadi
kehendakNya, seperti ketika Abraham harus mengorbankan anak tercintanya, Ishak.
Ketika Abraham pasrah kepada Tuhan dan ia mengorbankan anaknya, Allah
memberikan berkat berlimpah-limpah dan berkali-kali lipat kepadanya.
0 komentar:
Posting Komentar