Markus 12:31
Di Inggris pada abad ke-18, hanya wanita bangsawan yang dapat memakai gaun katun bercorak karena harganya mahal. Maka ketika itu, gaun katun corak menjadi simbol kekayaan. Akan tetapi, perubahan industri abad ke-19 mengubah segalanya: produksi katun corak yang lebih mudah membuat harganya sangat turun, sehingga wanita kaum pekerja pun kerap memakainya. Tidak terima dengan perkembangan ini, para wanita bangsawan lantas mengganti tren dengan kain putih polos.
Demikianlah, saat sebuah "jembatan" nyaris
tercipta, para wanita bangsawan itu malah lebih suka membuat "benteng".
Bahkan, kita pun tak dapat memungkiri bahwa hingga sekarang, pembatas-pembatas di antara manusia masih ada, ada yang tampak, ada yang tidak, inilah yang menjadi pemisah antara "kita" dan "mereka". Mungkin kita mengajarkan kasih Kristus kepada anak-anak, tetapi bisa jadi kita juga melarang mereka bergaul dengan orang yang tidak sederajat. Bahkan, mungkin ada orang tua yang "mengutip" secara tak lengkap ayat Alkitab dan mengatakan bahwa kita sebagai "terang" tak dapat bergaul dengan mereka yang "gelap".
Pada zaman Petrus hidup, kaum Yahudi mewarisi budaya yang melarang keras pergaulan dengan kaum non-Yahudi. Namun, Tuhan meminta Petrus memenuhi undangan Kornelius, seorang perwira Romawi. Sebelum dipertemukan dengan Kornelius, Petrus mendapat penglihatan dari Allah bahwa karunia dan kasih Kristus terbuka juga bagi orang-orang dari segala latar belakang. Dan Kornelius pun menjadi pengikut Kristus.
Apabila Allah sudah meruntuhkan "benteng" yang memisahkan kita, jangan kita malah membangunnya kembali. Saatnya membangun banyak "jembatan" yang mempersatukan.
SEBAB TUHAN RINDU SELURUH DUNIA DISELAMATKAN (sog)
0 komentar:
Posting Komentar