banner ads
banner ads
Renungan Harian "The Light" Random Post
Masih Proses, Mohon Sabar Ya :GBU
Sponsored By :The Light Team

Sabtu, 26 Mei 2012

MAKHLUK KEKAL

Sabtu, 26 Mei 2012
Kejadian 2:7
“Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah 
dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; 
demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup”


Manusia adalah makhluk yang dahsyat. Kedahsyatannya bukan hanya terletak pada kecerdasan dan segala kemampuan yang dimilikinya, tetapi juga terletak pada kenyataan bahwa manusia adalah makhluk yang kekal. Inilah yang ditunjukkan oleh Alkitab dalam ayat di atas. Inilah yang membedakan manusia dari mahkluk hidup lainnya.
Pengertian “makhluk yang hidup” di sini harus dibedakan dengan pengertian makhluk hidup yang dipahami oleh kebanyakan orang. Selama ini yang disebut “makhluk hidup” bukan hanya manusia; hewan pun juga disebut makhluk hidup. Tetapi tentunya hidupnya     hewan     tidak     sama     dengan manusia. Manusia menjadi makhluk hidup bukan hanya dimengerti sebagai mahkluk yang bisa bergerak sendiri, tetapi memiliki unsur kekekalan. Jadi meskipun tubuh manusia dikubur, hancur bersama tanah di bumi, tetapi kesadarannya tidak pernah lenyap.
Untuk seekor binatang yang hari ini hidup lalu esok mati, lenyaplah kehidupan dan kesadarannya; tidak ada kelanjutannya. Berbeda dengan manusia: tubuhnya terbujur kaku, tetapi roh dan jiwanya menyatu menuju ke alam baka. Karena itu pola hidup manusia tidak boleh disamakan dengan pola hidup hewan. Hidup hewan hanya terfokus pada makan dan minum, tak perlu memedulikan persekutuan dengan Tuhan Penciptanya. Hidup manusia harus terfokus kepada Tuhan, untuk dapat bersekutu dengan Tuhan dan mengabdi kepada-Nya. Kesadaran yang tidak pernah lenyap ini adalah sesuatu yang sangat dahsyat, mengerikan dan tak teruraikan dengan kata-kata. Inilah yang menjadikan manusia sebagai makhluk yang berisiko sangat tinggi. Manusia harus menghadapi kesadaran kekal, di neraka atau di surga.
Bayangkan kalau kita ada di keadaan itu. Ketika nyawa kita membubung melayang meninggalkan tubuh yang terbujur kaku, mata kita memandang kekekalan. Kita tidak bisa menengok ke belakang kembali ke bumi. Situasi itu sangat dahsyat. Kalau pada waktu itu seseorang tidak menjadi sekutu Tuhan, betapa mengerikan! Tidak ada kesempatan untuk memperbaiki diri dan bertobat. Kesempatan bertobat dan memperbaiki diri hanya di bumi, sekarang. SE




Kekasih Tuhan !!!
Anda diberkati dengan RENUNGAN kami ?
Bagikan ke teman-teman Anda biar jadi berkat. GBU

0 komentar:

Posting Komentar

Tutorial Blog