Matius 24:42-44
“Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang“
Matius 24:42
Hari demi hari berlalu. Hampir semua manusia menyelenggarakan hidupnya dengan mengerahkan perhatian dan waktunya untuk segala kesibukan yang tidak pernah ada habisnya. Kesibukan-kesibukan ini berakhir hanya ketika seseorang berbaring di kubur. Sementara itu banyak orang merasa nyaman menggulirkan hari hidup ini, tanpa merasa takut bahwa perjalanan hidup ini bisa berakhir setiap saat tanpa diketahui dan setelah itu mereka harus menghadap tahta pengadilan Kristus (Ibr 9:27). Mengapa mereka tidak takut? Jawabnya sederhana dan pasti, bahwa Iblis dengan segala tipu muslihatnya menutup kesadaran banyak orang terhadap realitas yang dahsyat tersebut dan menyembunyikan bahaya kekekalan.
Karena begitu lamanya hidup dengan pola hidup nyaman tanpa memikirkan “hari esok” di balik kubur tersebut, maka banyak orang sampai tidak sanggup lagi berbalik dan mencari perkara-perkara yang di atas. Tidak sedikit di antara mereka yang menganggap bahwa berbicara mengenai kematian, penghakiman dan pertobatan adalah sesuatu yang tidak up to date lagi, fanatik, ekstrem, bodoh dan tidak perlu. Telinga mereka kurang nyaman mendengar khotbah-khotbah mengenai hal ini; bahkan sampai menolaknya sama sekali.
Berjaga-berjaga adalah sikap memeriksa diri seolah-olah akan segera memberi pertanggungjawaban kepada Tuhan. Memang selain Tuhan akan segera datang, kematian pun bisa menjemput kita setiap saat. Orang yang berjaga-jaga akan berusaha hidup kudus, tak bercacat, tak bercela di hadapan-Nya. Orang seperti ini tidak akan bisa menyembuntikan dosa. Berjaga-jaga juga berarti tindakan melayani Tuhan, seolah-olah akan segera memberi pertanggungjawaban atas tugas yang harus kita selesaikan selama hidup dalam dunia ini (Mat. 24:45–51). Oleh sebab itu kalau kita belum menemukan tugas kita dari Tuhan, kita harus merasa cemas dan berusaha agar segera menemukannya. Bagaimana kita bisa mati dengan tersenyum, kalau belum menyelesaikan tugas yang dipercayakan Tuhan kepada masing-masing kita? SE
0 komentar:
Posting Komentar