2
Timotius 4:1-8
"Aku
telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku
telah memelihara iman."
( 2 Timotius 4:7 )
Banyak orang yang mudah sekali
tersentuh dan terharu setiap kali berbicara tentang kesetiaan. Akan tetapi
tidak banyak orang yang benar-benar bisa memiliki kesetiaan hingga akhir
hidupnya. Jalan panjang yang penuh liku seringkali membuat kita sulit untuk setia.
Rasanya tidak terlalu sulit bagi kita untuk setia jika segalanya berjalan
dengan baik. Ketika hubungannya dengan keluarga baik, para rekan kerja juga
ramah dan baik pada kita, bos di kantor mempercayai kita dan tubuh kita sehat,
kita bisa setia. Tapi bagaimana jika badai kehidupan datang, saat karier kita
mengalami kegagalan, istri atau suami meninggalkan kita, anak-anak mulai tidak mau
patuh, semua teman menjauh, penyakit yang parah menggerogoti tubuh kita, dan
penderitaan itu berlangsung dalam jangka waktu yang panjang, seakan tidak ada
habisnya. Adakah kita mulai tidak setia dan mencari pertolongan dari yang lain,
di luar Tuhan?
Allah mengukur kesetiaan kita bukan
dari satu peristiwa saja, tapi dari seluruh peristiwa yang kita alami sepanjang
hidup kita, karena kesetiaan yang dikehendaki oleh Allah adalah kesetiaan yang
kontinyu, yang bisa kita buktikan terus-menerus dalam hidup kita hingga akhir.
DIA menginginkan kita setia baik dalam suka maupun duka, baik saat kehidupan
kita terasa lancar maupun sukar. DIA ingin kita setia baik pada saat kesetiaan
itu bisa dilihat orang lain maupun sama sekali tidak nampak oleh seorang pun
selain Allah sendiri. Dalam segala keadaan dan setiap waktu, Allah ingin kita
setia.
Tidak semua sisi kehidupan pelayanan
yang kita lakukan bisa dilihat orang lain dan tidak semua pelayanan yang kita
hadapi berupa hal yang menyenangkan. Kita bisa saja menipu mata manusia dengan
menampakkan diri kita setia dalam melayani di muka umum sedangkan di lain pihak
kita sama sekali tidak setia dalam pelayanan yang ‘di balik layar’. Tapi kita
tidak bisa menipu Tuhan. DIA tahu benar apa yang kita lakukan. Allah tahu siapa
yang sungguh setia kepada-Nya dan siapa yang tidak. Alangkah indahnya jika
selalu setia dalam segala keadaan sehingga pada saat kita menghadap-NYA DIA
memanggil dan menyebut kita “engkau hamba-KU yang setia “. (sog:jacko)
0 komentar:
Posting Komentar