… sesunggunya petani menantikan hasil yang
berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai turun hujan musim gugur dan hujan
musim semi.
(Yakobus 5:7)

Anak : Ayah, kemana kita akan pergi?
Ayah : Kita akan ke sawah nak. Tidak kah kau lihat
bibit dan cangkul di sebelahmu itu?
Anak : Setelah bibit itu ditanam, kapan kita akan
menuai hasilnya? Besokkah?
Ayah : Tidak semudah itu nak. Ayah harus
mencangkul untuk menggemburkan tanah,
mengairinya lalu barulah benih itu dapat di
tanam. Setelah melalui banyak proses perawatan dan memakan waktu selama
berbulan-bulan, barulah masa tuai itu tiba.
Anak : Ayah hanya akan menanam sekantong benih ini
saja? Tidak kah kurang?
Ayah : Sekantong bibit ini setara dengan puluhan
kantong besar yang berisi beras nak. Seperti orang-orang di seberang sana yang
kesusahan memikul kantong-kantong beras itu pada punggungnya.
Anak : Kenapa harus begitu yah?
Ayah : Sejatinya, menuai itu lebih membutuhkan
banyak kerja keras dari pada menanam. Namun, hasil yang akan kita nikmati akan
menutupi rasa lelah kita.
Tidak sedikit anak-anak Tuhan saat ini yang
ingin mendapatkan sesuatu secara instan. Baik dalam pekerjaan maupun dalam
pelayanan. Mungkin mereka lupa bahwa segala sesuatu membutuhkan proses.
Sehingga ketika doa mereka belum dikabulkan oleh Tuhan, mereka mulai
bersungut-sungut dan mempersalahkan Tuhan.
Kekasih Tuhan, ingatlah bahwa segala sesuatu
pasti akan indah pada waktunya. Mungkin saat ini kita dalam posisi sedang
menabur. Teruslah menabur, karena pada suatu hari nanti akan tiba waktunya kita
akan menuai apa yang sudah kita tabur.
0 komentar:
Posting Komentar