Yesaya 53:3-9
“Tetapi
sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kits ysng
dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas
Allah ”
(Yesaya 53:4)
Suatu hari saya melihat anak saya sedang mendorong sepeda,
anak saya sangat takut untuk naiki sepeda itu karena dia takut jatuh dan
terluka. Suatu sore saya berkata: “Naik ya. Nanti papa pegang dari belakang,
nda usah takut.” Anak saya taat. Tentunya tidak mudah, awalnya dia hanya mau
didorong tanpa mengayuh. Lama-lama sudah mengayuh tapi belum bisa seimbang.
Saya secara diam-diam melepaskan, tapi dia akan langsung berhenti dan turun
kalau ada tanda-tanda saya mau melepaskannya dan kembali memilih mendorong
sepeda. Capek deh… suatu hari anak
saya melihat bekas luka di kaki saya dan bertanya “kenapa
itu papa?” Saya menjawab “itu luka akibat papa dulu belajar sepeda, tapi
biarpun luka papa tetap belajar, hasilnya sekarang papa tahu bersepeda.” Sore
itu anak saya berkata “Pa, ajarin aku naik sepeda ya?”. Wow, anak saya tidak
takut lagi. Dan anak saya pun beberapa kali terjatuh dan terluka, tapi tidak
membuatnya menyerah. Hasilnya, hari ini dia bersepeda dan saya berlari
menemaninya… lari pagi! Saudaraku, dalam mencintai…tak jarang kita terluka
karena perbuatan orang lain, terutama orang terdekat dan bahkan orang yang kita
cintai. Lewat kisah Giovanni (anak saya) di atas, kita mendapat pelajaran bahwa
luka saya waktu naik sepeda dulu sangat berguna bagi Gio. Bekas luka itu
memberinya keberanian untuk tidak takut terluka. Kita belajar bahwa semua luka
hidup kita, misalnya karena dikhianati, dihina, difitnah, dilecehkan,
diabaikan, ditolak, digosipin ataupun dicacimaki, semua itu tak pernah sia-sia.
Saat hidup kita aman, nyaman, mapan, sehat dan populer, gampang bagi kita untuk
bersaksi bahwa Tuhan itu baik atau Tuhan memberkati saya. Tapi saat kita
terluka karena semua peristiwa negative, kita mengeluh kepada Tuhan. Tuhan
adalah Imanuel. Dia sendiri terluka untuk menjadi contoh. Luka Yesus harusnya
memberikan kita keberanian untuk menjalani luka hidup kita. Jangan takut
terluka…tetap semangat mengasihi! (SE)
0 komentar:
Posting Komentar