"Demikianlah
kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk
kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara
kita"
(1 Yohanes 3:16)
Di dunia ini begitu banyak
kisah cinta yang telah membuat banyak orang terharu ketika melihatnya lewat
film ataupun video. Dari semua kisah itu kita dapat mengambil kesimpulan bahwa
cinta itu sangat membanggakan dan mengagumkan. Ketika seorang ayah berjuang
melewati setiap perlombaan dengan membawa anaknya yang cacat, semua orang
bertepuk tangan bahkan terharu. Para atlet yang lain telah lama finish tetapi
semua orang tidak meninggalkan lokasi garis finish sampai si ayah dan anak yang
dia cintainya ini tiba. Sebuah kisah yang
telah membuat banyak orang terharu. Saudaraku, dari semua
kisah cinta yang ada di dunia ini tidak ada kisah cinta yang lebih hebat, lebih
patut untuk dibanggakan atau lebih layak untuk dikagumi selain dari kisah cinta
Yesus kepada semua manusia di dunia ini. Semua kisah yang ada secara keseluruhan
hanya merupakan kisah cinta terhadap satu orang atau lebih. Yesus, kisah
cinta-Nya untuk semua umat manusia. Dan kisah cinta-Nya masih berlangsung
sampai sekarang ini. Yesus adalah bukti cinta yang sejati, cinta yang benar dan
dasar dari semua cinta yang ada di dunia ini. Tapi berapa banyak orang tahu
cinta ini. Berapa banyak orang yang bangga dan kagum dengan kisah cinta Yesus.
Apakah saudara bangga dan kagum dengan cinta Yesus? Jika ya, itu berarti
saudara bangga dan kagum dengan salib. Bangga dan kagum dengan cinta Yesus sama
dengan bangga dan kagum dengan salib. Mengapa demikian? Karena di saliblah
bukti cinta Yesus. Salib dan cinta Yesus tidak bisa dipisahkan, itu seperti
mata uang yang kedua sisinya tidak dapat dipisahkan. Mengapa banyak orang tidak
mau hidup dengan cinta-Nya? salah satu alasannya yaitu karena salib itu. Sebab
jika kita mencintai Yesus itu berarti kita harus pikul salib. Cara mencintai
Yesus itu unik yaitu harus bersedia mengorbankan diri. Jadi jika kita mencintai
dengan dasar cinta Yesus, maka jelas di hati kita ada kesediaan untuk
mengorbankan diri. Dan inilah ukuran yang Yesus tetapkan. Cinta-Nya adalah
cinta yang mengorbankan diri. (SE)
0 komentar:
Posting Komentar