“Berbahagialah orang yang miskin dihadapan
Allah,
karena merekalah yang empunya kerajaan Sorga”
Matius 5:3
Bahagia. Kata ini sangat
sulit untuk di definisikan, hanya bisa digambarkan. Tapi satu hal yang pasti
tentang kata ini, kata ini tidak bisa dipisahkan dengan perasaan senang atau
gembira. Itu sebabnya penempatan kata ini selalu ditempatkan dalam
situasi-situasi yang menyenangkan. Bagaimana saudaraku, kapan saudara
berbahagia? Orang-orang pada umumnya akan mengatakan bahagia ketika mengalami
hal-hal yang menyenangkan atau mengembirakan, seperti pada waktu menerima gaji,
menang perlombaan, merayakan hari ulang tahun, di pesta perkawinan, menang
judi, dan di semua bentuk kesuksesan atau keberhasilan. Ini penempatan kata
bahagia pada umumnya. Sangat jauh berbeda dengan apa yang diajarkan oleh Firman
Tuhan. Bahwa bahagia adalah ketika kita berada pada situasi yang tidak
menyenangkan. Ini jauh dari semua pemahaman yang ada tentang bahagia. Bahkan
kita orang yang sudah mengaku percaya akan menempatkan kata bahagia hanya pada
saat-saat yang menyenangkan, bukan? Yesus berkata hari ini “berbahagialah orang
yang miskin dihadapan Allah, karena mereka yang empunya Kerajaan Sorga” secara
logika hal ini tidak mungkin. Tapi ini kebenaran. Kata miskin dalam teks
aslinya adalah ptokhoi yang berarti tidak berdaya, tidak bertenaga atau
mengemis. Kondisi yang tidak menyenangkan sama sekali. Dan didalam Tuhan kita
sangat mungkin berada dalam kondisi seperti ini. Kebenarannya adalah jika
kondisi ini terjadi karena kita mau menyenangkan Tuhan maka kita adalah orang
yang berbahagia. Jika kita berbahagia dalam kondisi tersebut karena Tuhan, ini
adalah bukti penaklukan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Dan satu hal yang sangat
pasti dilakukan oleh orang yang berbahagia dalam Tuhan adalah bersukacita dan
mengucap syukur. So, pastikan bahwa kita sedang menyenangkan Tuhan, sehingga
ketika situasi negative terjadi, kita mengalami Janji Firman Tuhan ini. Inilah
kebahagiaan sorgawi. (SE)
0 komentar:
Posting Komentar