1
Samuel 18:1-5
"Seorang sahabat menaruh kasih
setiap waktu,
dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran"
(Mazmur
17:8)

Ketika
tiba di rumah Hans, ia mengetuk pintu berulangkali, namun tidak ada jawabannya.
Lalu Albert mengintip dari jendela. Apa yang dilihatnya? Ternyata
Hans sedang berlutut. Kedua belah tangan sahabatnya itu mengarah ke
atas. Hans sedang berdoa sambil menangis: “Oh Tuhan, tanganku ini.
Tanganku sudah menjadi kaku dan kasar. Tanganku sudah tidak bisa dipakai
untuk melukis. Biarlah Albert saja yang menjadi pelukis.” Ternyata
pekerjaan Hans sebagai seorang kuli bangunan telah membuat tangannya menjadi
kaku dan kasar. Ia tidak mungkin menjadi pelukis lagi. Apa yang
dilakukan Hans ini tentunya tidak bisa dilupakan Albert seumur hidupnya.
Itulah sebabnya, Albert mengabadikan kasih dan pengorbanan sahabatnya ini
dengan membuat suatu lukisan yang diberi nama “Tangan Berdoa” atauPraying
Hand yang sangat terkenal itu.
Saudaraku,
tentunya kita ingin memiliki sahabat seperti Hans. Seorang sahabat yang
penuh kasih dan rela berkorban bagi kita. Mungkin kita juga ingin supaya
kita menjadi sahabat yang terbaik bagi sahabat kita. Persahabatan antara
Albert dan Hans adalah satu dari sekian banyak contoh persahabatan sejati yang
kita dambakan. Namun, bagaimana caranya agar persahabatan ini dapat kita
miliki? Persahabatan sejati membutuhkan dasar yang kokoh. Itulah
sebabnya, kita perlu tahu bahwa persahabatan sejati dalam hidup orang percaya
adalah persahabatan yang berdasarkan kasih dan kesetiaan. Seperti yang
diperlihatkan oleh Daud dan Yonatan. 1 Samuel 18:1-
0 komentar:
Posting Komentar