Filipi 2:1-11
"….melainkan
telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan
menjadi sama dengan manusia."
(Filipi 2:7)
Tidak
ada orang yang tidak senang dipuji. Sebagai manusia yang normal kita cenderung
suka sekali beroleh pujian, sanjungan dan acungan jempol dari orang lain atas
segala jerih payah dan prestasi yang telah kita raih. Kerap kita 'membusungkan
dada' ketika menyadari bahwa kehidupan dan pekerjaan kita lebih berhasil
dibanding orang lain, atau segala sesuatu yang ada pada diri kita memiiliki
nilai lebih dibandingkan dengan orang lain di sekitar kita.
Saudaraku, firman Tuhan telah mengingatkan kepada kita bahwa, "Sebab
bukan orang yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji
Tuhan."(2 Korintus 10:18).
Adalah sia-sia belaka bila kita
meninggikan diri sendiri dan beroleh pujian manusia apabila hidup kita tidak
berkenan di hadapan Tuhan!
Perlu kiranya kita bercermin kepada pribadi Yesus yang datang ke dunia bukan dalam rangka mencari pujian atau penghormatan dari manusia, melainkan karena mengasihi jiwa-jiwa yang terhilang dan terbelenggu dosa supaya beroleh kelepasan dan kemenangan. Dia datang ke dunia guna membuka jalan supaya setiap orang yang percaya kepadaNya beroleh keselamatan dan kehidupan kekal. Selama berada di bumi Yesus memang melakukan banyak mujizat, tetapi Dia melakukan semua itu bukan untuk mempromosikan diri atau unjuk kebolehan agar namaNya makin dikenal banyak orang dan beroleh pujian, melainkan untuk menggenapi rencana Allah. Dia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani.
Perlu kiranya kita bercermin kepada pribadi Yesus yang datang ke dunia bukan dalam rangka mencari pujian atau penghormatan dari manusia, melainkan karena mengasihi jiwa-jiwa yang terhilang dan terbelenggu dosa supaya beroleh kelepasan dan kemenangan. Dia datang ke dunia guna membuka jalan supaya setiap orang yang percaya kepadaNya beroleh keselamatan dan kehidupan kekal. Selama berada di bumi Yesus memang melakukan banyak mujizat, tetapi Dia melakukan semua itu bukan untuk mempromosikan diri atau unjuk kebolehan agar namaNya makin dikenal banyak orang dan beroleh pujian, melainkan untuk menggenapi rencana Allah. Dia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani.
Saudaraku, sekalipun Yesus adalah
Allah yang menjadi manusia, Ia "...tidak menganggap kesetaraan dengan
Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan
diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan
manusia." (Filipi 2:6-7). Dia tak haus pujian dan penghormatan, bahkan
rela merendahkan diriNya dan menderita di atas kayu salib. Walau diperlakukan
tidak adil dan dianggap sama seperti penjahat sekali pun, Tesus tidak pernah
membalas. Direndahkan begitu rupa pun Yesus tetap taat kepada Bapa
0 komentar:
Posting Komentar